IPA TERAPAN
LAPORAN OBSERVASI PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CELUKAN BAWANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. MADE
HEROIKA NUSABANGSA NIM.
1513071026
2. KOMANG
EDI SUASTRAWAN NIM.
1513071038
3. LINDA
PURBASARI NIM.
1513071045
4. SEPTYAN
WAHYU WIDYANTO NIM.
1513071044
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GENESHA
SINGARAJA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Listrik merupakan bagian yang sangat erat dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia, hampir semua aktivitas manusia di segala
bidang memerlukan listrik. Kebutuhan akan energi listrik saat ini bukan hanya
menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, tetapi
sudah menjadi kebutuhan setiap orang termasuk yang tinggal di desa- desa
terpencil. Semakin hari kebutuhan akan listrik terus mengalami peningkatan.
Di Indonesia sendiri kebutuhan akan energi listrik tiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan. Namun kenyataannya jumlah listrik saat
ini sangatlah minim untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat yang
semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut berbagai upaya telah dilakukan
salah satunya yaitu membuat pembangkit listrik dengan berbagai tenaga seperti
pembangkit listrik tenaga tenaga diesel (PLTD, pembangkit listrik tenaga Angin,
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP),pembangkit listrik tenaga ombak, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS), dan lain-lain.
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan pembangkit
listrik tenaga thermal yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik di dunia, karena efisiensinya yang sangat baik sehingga menghasilkan
energi listrik yang ekonomis. Prinsip kerja dari PLTU adalah mengubah energi
termal yang dimiliki oleh uap menjadi energi listrik melalui pemanfaatan air
laut untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang akan digunakan sebagai
penggerak generator untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu pembangkit
listrik tenaga uap di Bali adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan
Bawang. PLTU Celukan Bawang memiliki peran yang signifikan dalam memasok energi
listrik khususnya daerah Bali.
Berdasarkan latar belakan diatas maka penulis tertarik
membuat karya tulis yang berjudul
laporan observasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Celukan Bawang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah profil
Singkat PLTU Celukan Bawang?
2.
Bagaimanakah proses
produksi listrik di PLTU Celukan Bawang?
3.
Bagaimanakah standar keselamatan kerja
yang diterapkan di PLTU Celukan Bawang?
4.
Bagaimanakah
pendistribusian Hasil Produksi listrik PLTU Celukan Bawang?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan profil
Singkat PLTU Celukan Bawang
2.
Mendeskripsikan proses produksi listrik
di PLTU Celukan Bawang
3.
Menjelaskan standar keselamatan kerja
yang diterapkan di PLTU Celukan Bawang
4.
Menjelaskan
pendistribusian Hasil Produksi listrik PLTU Celukan Bawang
1.4
Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah
ini, maka bagi penulis dapat dijadikan sebagai pelatihan penulisan karya
ilmiah, sehingga penulis memiliki keterampilan untuk menulis karya ilmiah,
selain itu penulisan makalah ini untuk menunjang pembelajaran khususnya pada mata kuliah IPA
Terapan.
b. Bagi Pembaca
Dengan adanya penulisan makalah
ini, diharapkan kepada pembaca untuk memberikan sumbangan ilmu mengenai profil
singkat, proses produksi lisrik, standar keselamatan kerja, dan pendistribusian
listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Listrik
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron
dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik
adalah sumber energi yang dapat dialirkan melalui kabel. Sejarah awal ditemukannya
listrik adalah oleh seorang cendikiawan Yunani yang bernama Thales, yang
mengemungkakan fenomena batu ambar yang bila digosok - gosokkan akan dapat
menarik bulu sebagai fenomena listrik. Kemudian setelah bertahun - tahun
semenjak ide Thales dikemukakan, baru kemudian muncul lagi penapat - pendapat
serta teori -teori baru mengenai listrik seperti yang diteliti dan dikemukakan
oleh William Gilbert, Joseph priestley, Charles De Coulomb, AmpereMichael
Farraday, Oersted, dll. Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokoh yang telah
berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan
Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap "jago-jago" terbaik di bidang
listrik. Namun, dari semua itu, orang tak boleh melupakan satu nama yang sangat
berjasa dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet.
Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris.
Michael Faraday adalah ilmuwan Inggris yang mendapat julukan “Bapak
Listrik”, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya.
Faraday lahir 22 September 1791 di Newington, Inggris. Ia mempelajari berbagai
bidang ilmu pengetahuan, termasuk elektromagnetisme dan elektrokimia. Dia juga
menemukan alat yang nantinya menjadi pembakar Bunsen, yang digunakan hampir di
seluruh laboratorium sains sebagai sumber panas yang praktis.
Untuk membantu ekonomi keluarga, pada usia 14 tahun Faraday bekerja
sebagai penjilid buku sekaligus penjual buku. Di sela-sela pekerjaannya ia
manfaatkan untuk membaca berbagai jenis buku, terutama ilmu pengetahuan alam,
fisika, dan kimia.
Ketika umurnya menginjak 20 tahun, dia mengikuti ceramah-ceramah yang
diberikan oleh ilmuwan Inggris kenamaan. Salah satunya adalah Sir Humphry Davy,
seorang ahli kimia yang juga kepala laboratorium Royal Institution. Selama
mengikuti ceramah, Faraday membuat catatan dengan teliti dan menyalinnya
kembali dengan rapi apa yang didengarnya. Kemudian, berkas catatan itu ia
kirimkan kepada Humphry Davy disertai lamaran kerja. Ternyata sang dosen
tertarik dan mengangkat Faraday sebagai asistennya di Laboratorium Universitas
terkenal di London. Saat itu dia berusia 21 tahun.
Di bawah bimbingan Davy, Faraday menunjukkan kemajuan pesat. Awalnya, ia
hanya bekerja sebagai seorang pencuci botol. Tetapi, berkat kegigihannya dalam
belajar, hanya dalam waktu relatif singkat, ia dapat membuat penemuan-penemuan
baru atas hasil kreasinya sendiri, yaitu menemukan dua senyawa klorokarbon dan
berhasil mencairkan gas klorin dan beberapa gas lainnya. Berkat kepandainnya
pula, Faraday dapat berhubungan dengan para ahli ternama, seperti Andre Marie
Ampere. Di samping itu, ia juga mendapat kesempatan berkeliling Eropa bersama
Davy. Pada kesempatan itu, Faraday mulai membangun pengetahuannya yang praktis
dan teoritis.
Davy memiliki pengaruh besar dalam pemikiran Faraday dan telah
mengantarkan Faraday pada penemuan-penemuannya. Penemuan Faraday pertama yang
penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted
telah menemukan bahwa jarum magnet kompas biasa dapat beringsut jika arus
listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Dari temuan ini, Faraday
berkesimpulan, jika magnet diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja
atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas di mana
kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnet sepanjang arus
listrik dialirkan ke kawat.
Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama,
suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda
bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan "nenek
moyang" dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini. Sejak
penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael Faraday si ilmuwan autodidak
ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan
dalam bidang kelistrikan.
2.2
Pembangkit Listrik
2.2.1 Pengertian
Pembangkitan Tenaga Listrik
Proses
pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer (bahan bakar
atau potensi tenaga air) menjadi tenaga mekanik sebagai penggerak generator
listrik dan selanjutnya generator listrik menghasilkan tenaga listrik.
2.2.2
Fungsi Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit tenaga listrik adalah tempat energi listrik pertama kali
dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan
generator yang membangkitkan energi listrik. Pusat pembangkit berfungsi membangkitan atau menghasilkan energi listrik melalui proses generator listrik.
Energi listrik yang dihasilkan merupakan proses konversi
dari sumber energi primer yang dapat berupa energi air, panas bumi, nuklir, bahan bakar dsb. Komponen Utama dalam sub sistem ini adalah
peralatan turbin yang berfungsi mengkonversi sumber energi primer menjadi
energi mekanik, kemudian melalui alternator dapat dihasilkan energi listrik.
2.2.3 Kelengkapan Pada Pusat Pembangkit Listrik
Kelengkapan
pada pusat pembangkit listrik antara lain adalah:
1.
Instalasi
sumber energi (energi primer) yaitu instalasi bahan bakar untuk pusat
pembangkit termal dan atau instalasi tenaga air)
2.
Instalasi
mesin penggerak generator listrik yaitu instalasi yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik sebagai penggerak generator
listrik
3.
Mesin
penggerak generator listrik, dapat berasal dari ketel uap beserta turbin uap,
mesin diesel, turbin gas, dan turbin air
4.
Instalasi
pendingin yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak
yang menggunakan bahan bakar.
5.
Instalasi
Listrik yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
a.
Instalasi
tegangan tinggi, yaitu instalasi yang digunakan untuk menyalurkan energi
listrik yang dlibangkitkan generator listrik
b.
Instalasi
tegangan rendah, yaitu instalasi pada peralatan bantu dan instalasi penerangan,
c.
Instalasi
arus searah, yaitu instalasi baterai aki dan peralatan pengisiannya serta
jaringan arus searah terutama yang digunakan untuk proteksi, kontrol, dan
telekomunikasi.
2.2.4
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangkitan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembangkit tenaga listrik adalah:
1. Perkiraan beban (load forecast)
Terkait dengan rencana
jangka waktu pembangkitan (misal 15-20 tahun), besar beban puncak, beban
harian, dan beban tahunan, dan lain-lain terkait dengan jangka waktu.
2. Perencanaan pengembangan (generation planning)
Harus dilakukan
perencanaan pengembangan kapasitas, biaya poduksi, dan memperhitungkan
investasi dan pendapatan atau hasilnya.
3. Perencanaan penyaluran (transmission planning)
Diantarannya adalah
memperhatikan pengembangan tansmisi dari tahun ke tahun, system transmisi,
biaya pembebasan lahan yang dilalui transmisi, system interkoneksi, rangkaian
instalasi transmisi, biaya konstruksi transmisi, sistem transmisi, dan
lain-lain.
4. Perencanaan subtransmisi (subtransmission planning)
5. Perencanaan distribusi (distribution planning)
Memperhatikan rencana
supply utama pada bulk station, besar tegangan subtransmisi, sistem jaringan
subtransmisi, dan lain-lain.
6. Perencanaan pengoperasian (operation planning)
Merencanakan sistem
pengoperasian, merencanakan program computer, load flow program, dan lainnya
agar pengoperasian dapat efektif dan efisien.
7. Supply bahan bakar (fuel supply planning)
Merencanakan kebutuhan
bahan atau sumber energi primer, ketersediaan bahan bakar, sistem pengiriman,
dan lain-lain.
8. Perencanaan lingkungan (environment planning)
Memperhatikan
lingkungan sekitar, bentuk plant, lokasi, dan desain pengolahan limbah, dan
lain-lain.
9. Perencanaan
pendapatan (Financial planning).
10.Riset
dan pengembangan (research &
development planning/R&D planning)
Riset dan pengembangan
terkait pengembangan sistem pembangkit, meliputi biaya, karakteristik, dan
kelayakan alternatif sumber energy dan pengembangan teknologi, dan lain-lain.
2.2.5 Jenis-jenis Pembangkit Tenaga Listrik
A.
Konvensional
1.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pembangkit listrik
tenaga uap menggunakan bahan bakar batu bara, minyak, atau gas sebagai sumber
energi primer. Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan putaran
turbin uap. Tenaga untuk menggerakkan turbin berupa tenaga uap yang berasal dari
ketel uap. Bahan-bahan bakar ketelnya berupa batu bara, minyak bakar, dan
lainnya.
2.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pada Pembangkit listrik
tenaga gas, energi primer berasal dari bahan bakar gas atau minyak. Untuk
memutar generator pembangkit listrik menggunakan tenaga penggerak turbin gas
atau motor gas. Untuk memutar turbin gas atau motor gas menggunakan tenaga gas.
Gas berasal dari dapur tinggi, dapur kokas, dan gas alam.
3.
Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Pada pusat pembangkit listrik tenaga diesel,
energi primer sebagai energi diesel berasal dari bahan bakar minyak atau bahan
bakar gas. Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan tenaga
pemutar yang berasal dari putaran disel.
4.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU)
Pembangkit listrik
tenaga gas dan uap merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Gas buang dari PLTG
dimanfaatkan untuk menghasilkan uap oleh ketel uap dan menghasilkan uap sebagai
penggerak turbin uap. Turbin uap selanjutnya memutar generator listrik
5.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan pusat pembangkit yang tidak memiliki ketel
uap karena uap sebagai penggerak turbin uap berasal dari dalam bumi. Uap
tersebut akan digunakan sebagai penggerak generator yang akan menghasilkan
tenaga listrik.
6.
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga hidro atau sering disebut Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). Pada pembangkit listrik tenaga air, energi utamanya berasal dari tenaga
air (energi primer). Tenaga air tersebut menggerakkan turbin air dan turbin air
memutar generator listrik. Pusat listrik ini menggunakan tenaga air sebagai
sumber energi primer.
Pembangkit
Listrik Tenaga Air dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a)
Pembangkit listrik tenaga air daerah bukit,
memanfaatkan selisih tinggi jatuhnya air yang tinggi.
b)
Pembangkit listrik tenaga air daerah datar, memanfaatkan debit air dan tinggi
jatuhnya air rendah.
Pembangkit
listrik tenaga air banyak dipakai di negara-negara yang memiliki tenaga air
sebagai sumber tenaga. Tenaga yang tertimbun dalam tenaga air sangatlah besar
dan umumnya baru sebagian kecil yang sudah digunakan. Mendirikan Pembangkit
listrik tenaga hydro membutuhkan biaya besar, tetapi keuntungannya adalah
ongkos operasi tiap kiloWatt rendah dibanding dengan Pembangkit listrik tenaga
thermo. Pembangkit listrik daerah bukit terutama menggunakan air terjun yang
tinggi.
Keadaan
alam sering membantu meringankan ongkos operasi dan pembuatan Pembangkit
Listrik Tenaga Air. Hal yang penting ialah mengatur debit air. Debit air selama
satu tahun, sedang pusat listrik sehari-harinya melayani pemakaian tenaga
listrik, maka reservoir digunakan untuk mengatasinya. Pembangkit listrik tenaga
hydro daerah datar kalah populer dari pada pusat listrik daerah bukit.
Pembangkit listrik daerah datar mengutamakan banyaknya air sebagai sumber
tenaga, sedang terjunnya air adalah hal sekunder. Berhubung dengan ini pusat
listrik daerah air letaknya di tepi sungai (sungai kecil) atau di atasnya dam.
Dam dibuat sedemikian rupa hingga air mudah dibuang apabila meluap (banjir).
Dalam hal ini sulit mengatur debit air, karena sulit menyimpan air yang banyak,
sedang tinggi terbatas, sehingga hanya bisa diselenggarakan akumulasi harian.
Sebagai alat penggerak mekanis pada pusat pembangkit adalah turbin air.
7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada pusat pembangkit
ini, tenaga nuklir diubah menjadi tenaga listrik. Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar dan menjadi
sumber energi primer. Uranium mengalami proses fusi (fussion) di dalam reaktor
nuklir yang menghasilkan energi panas. Energi panas yang dihasilkan digunakan
untuk menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap panas yang dihasilkan ketel uap
selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin uap dan turbin uap memutar
generator listrik.
Pembangkit listrik
tenaga thermo berada di pusat pemakaian atau konsumen, kecuali Pembangkit
listrik tenaga nuklir. Sedangkan Pembangkit listrik tenaga air berada jauh dari
pusat pemakaian atau konsumen termasuk pusat listrik tenaga nuklir.
Pembangkit
listrik yang konvensional biasanya memerlukan bahan bakar untuk bisa
beroperasi. Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik ada yang
berbentuk padat, cair, maupun gas. Bahan bakar padat yang banyak digunakan
adalah batu bara. Untuk bahan bakar cair dan gas pembangkit listrik banyak
menggunakan minyak bumi dan gas bumi.
1. Bahan
Bakar Padat
Batu
bara pada dasarnya adalah karbon yang didapat dari tambang dengan kualitas yang
berbeda-beda ,karena tercampur dengan bahan-bahan lain yang tergantung pada
kondisi tambangnya. Hal-hal yang menentukan mutu batubara , antara lain adalah
nilai kalorinya, nilai kalori ini ada dua macam, yaitu nilai atas dan nilai
bawah. Nilai atas kalori bahan bakar didapat dengan cara membakar bahan bakar
tersebut sebanyak 1 kilogram dan mengukur kalar yang didapat dengan menggunakan
calorimeter pada suhu 15oC sehingga uap air yang di dapat dari pembakaran ini
mengembun dan melepaskan kalor pengembunnya.
2. Bahan
Bakar Cair
Bahan
bakar cair dan gas adalah persenyawaan hidrokarbon, artinya molekulnya terdiri
dari atom-atom C dan H. Bahan bakar cair yang banyak digunakan adalah minyak
bumi, dan biasa disebut bahan bakar minyak, yang di dapat dari tambang darat
maupun tambang lepas pantai dalam bentuk minyak mentah. Minyak bumi ini berasal
dari binatang-binatang laut yang tertimbun dalam tanah selama berjuta-juta
tahun. Minyak mentah yang di dapat dari tambang, kemudian diolah dalam kilang
minyak. Dalam kilang minyak ini, minyak mentah di destilasi sehingga produk
dari kilang ada yang berupa minyak hasil destilasi dan minyak sisa destilasi
(residu).
3. Bahan
Bakar Gas
Untuk
bahan bakar gas pembangkit listrik banyak menggunakan gas bumi, yaitu gas yang
didapat dari dalam bumi yang berasal dari kantong gas yang hanya berisi gas.
Umumnya BBG dipasok melalui pipa. Pipa pemasok gas adalah milik perusahaan gas
atau milik PERTAMINA. Instalasi pipa pemasok gas harus dilengkapi dengan
pengatur tekanan, ketup penyetop pasokan, pengukur pemakaian gas, saringan
serta penangkap air dan kotoran. Pasokan gas bagi pusat listrik, tekanannya
sedapat mungkin harus konstan agar tidak menyebabkan nyala gas (lidah api gas)
dalam ruang bakar terganggu yang selanjutnya dapat menimbulkan gangguan
penyediaan tenaga listrik.
B.
Unit Pembangkit Khusus
Ada
beberapa macam pemakai tenaga listrik yang sangat tergantung/memerlukan pasokan
daya yang kontinu andal. Untuk mendapatkan pasokan daya yang tinggi
kehandalannya, digunakan unit pembangkit khusus yang berupa :
1.
Uninterrupted Power Supply Electronic
Rangkaian
dari initerrupted power supply electronic yang mengambil daya dari jaringan
PLN, kemudian digunakan untuk mengisi baterai aki melalui penyearah. Dari
baterai aki, daya akan dialirkan melalui inverter yang mengubah arus searah
menjadi arus bolak-balik ke instalasi pemakai yang memerlukan keandalan tinggi.
2.
No Break Diesel Generating Set
Dalam
keadaan pasokan daya dari PLN normal, generator yang memasok pemakai diputar
oleh motor sinkron yang mengambil daya dari jaringan PLN. Jika pasokan daya
dari PLN hilang, maka kopling mekanis antara roda gila yang diputar motor
sinkron dan mesin diesel masuk sehingga mesin diesel tersebut diputar oleh roda
gila dan kemudian mesin diesel ini hidup, dan selanjutnya memutar generator
sinkron menggantikan fungsi motor sinkron pemutar generator sinkron.
3. Short
Break Diesel Generating Set
Apabila
pasokan daya dari PLN hilang, maka dalam waktu tertentu unit pembangkit diesel
ini di start secara otomatis oleh baterai aki. Setelah putaran (frekuensi) dan
tegangannya mencapai nilai nominal, sehingga pemakai mendapat pasokan dari unit
pembangkit diesel bersangkutan. Proses ini membutuhkan waktu kurang dari satu
menit.
C.
Pembangkit Listrik Non-Konvensional
Pembangkit-
pembangkit listrik non-konvensional
merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energi yang dapat
diperbaharui. Adapun pembangkit jenis ini yaitu adalah :
1. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya
Prinsip
dari PLTS ini yaitu terdiri dari sekelompok foto sel yang mengubah sinar
matahari menjadi gaya gerak listrik untuk mengisi baterai aki. Dari baterai
aki, energy listrik dialirkan ke pemakai. Pada waktu banyak sinar matahari,
baterai aki diisi oleh foto sel. Tetapi pada saat malam hari, foto sel tidak
menghasilkan energy listrik, maka energy listrik diambil dari baterai aki
tersebut.
2. Pembangkit
Listrik Tenaga Angin
Energi
angin akan diubah oleh baling-baling (turbin angin) menjadi energi pemutar generator
arus searah. Apabila tegangan generator cukup tinggi, relai tegangan akan
menutup sakelar pengisi baterai aki sehingga baterai aki diisi oleh generator.
Apabila angin berkurang dan agar tidak terjadi aliran daya balik dari baterai
aki ke generator , maka relai daya balik akan membuka sakelar tadi. Pasokan
daya untuk pemakai diambil dari baterai aki.
3. Fuel
Cell (Sel Bahan Bakar)
Sebagai
bahan bakar di sini adalah H2 dan O2 yang masing-masing
dimasukkan ke anode dan katode. Setiap kutub sifatnya berpori dan diantara
anode dan katode ini terdapat larutan KOH, yang dimana larutan ini menghasilkan
ion OH-. Fuel Cell telah digunakan dalam
kendaraan ruang angkasa dan sedang dalam pengembangan agar pemakainya dapat
diperluas, dan diharapkan di masa yang akan dating dapat digunakan secara
komersial sebagai sumber energi.
2.3
Turbin
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli
rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan
menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir
angin dan roda air. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki
"casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluid.
"Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri variabel yang
dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid.
2.4
Generator
Generator
ialah mesin pembangkit tenaga listrik, pembangkitan diperoleh dengan menerima
tenaga mekanis dan diubahnya menjadi tenaga listrik. Generator set pada umumnya
menghasilkan listrik arus tukar satu atau tiga fase. Generator dijalankan dan
diatur pemakaiannya melalui papan hubung, dengan demikian pemasangan instalasi
ini terutama menyangkut pemasangan dan pengawatan papan hubung tersebut. Untuk
melaksanakan instalasi generator haruslah dipikirkan dahulu pondasi generator
maupun motor penggeraknya, dalam hal ini generator dan motor penggeraknya telah
dirangkai menjadi satu dan dapat dipindah-pindahkan sehingga yang masih harus dipikirkan
papan hubung generatornya. Dengan demikian instalasi generator hanyalah
penyambungan kabel antara generator dengan papan hubung, sedang pengiriman
beban ke pemakai tenaga listrik cukup menyambungkan kabel dari papan hubung.
Kegunaan papan hubung ini ialah menghubungkan sumber tenaga dari pembangkit ke
pemakai, memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan serta dapat memeriksa jumlah
tenaga listrik yang disalurkan ke pemakai. Dewasa ini lebih banyak menggunakan
instalasi generator arus tukar sebab generator arus tukar lebih sederhana dan
lebih mudah pelayanannya dibandingkan dengan instalasi generator satu arus.
2.5
Transmisi
Pusat-pusat
listrik, biasa juga disebut sentral-sentral listrik, terutama yang menggunakan
tenaga air, biasanya jauh letaknya dan tempat-tempat dimana tenaga listrik
digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang dibangkitkan harus dialirkan dengan
kawat-kawat transmisi. Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari
pusat-pusat listrik tenaga air atau pusat-pusat listrik tenaga yang lainnya ke
pusat-pusat beban ,balik langsung maupun melalui saluran-saluran penghubung.
Gardu-gardu induk dan gardu-gardu rele.
Saluran
transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya. Di
Jepang, saluran transmisi mempunyai tegangan 7KV ke atas, sedang saluran
distribusi 7KV ke bawah. Di Amerika Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni,
saluran distribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23 KV, saluran subtransmisi
dengan tegangan 13 sampai 138 KV, dan saluran transmisi dengan tegangan 34,5 KV
ke atas. Saluran transmisi yang bertegangan 230 KV sampai 765 KV dinamakan
saluran Ultra High Voltage.
Ada
dua kategori saluran transmisi: saluran udara, dan saluran bawah tanah. Yang
pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada
tiang-tiang transmisi dengan perantara isolator-isolator, sedang saluran
kategori kedua menyalurkan listrik kabel-kabel bawah tanah. Kedua cara
penyaluran mempunyai untung ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan dengan
saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk dan
sebagainya. Lagi pula, saluran bawah tanah lebih estesis, karena tidak tampak.
Karena alasan terakhir ini, saluran-saluran bawah tanah lebih disukai di
Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun, biaya pembangunannya jauh
lebih mahal dari pada saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi
gangguan hubungan singkat dan kesukaran-kesukaran.
Pada
umumnya transmisi dibagi menjadi dua yaitu transmisi udara dan transmisi bawah
tanah.
1. Transmisi
udara
Komponen-komponen utama
dari saluran transmisi udara, terdiri dari:
1. MENARA
TRANSMISI atau tiang transmisi, beserta pondasinya.
menara atau tiang
transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang bisa berupa
menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu. menurut
penggunannya diklasifikasikan menjadi:
a.
Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan untuk
saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (dibawah 70
kV).
b.
Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi
(SUTT) dan tegangan ekstra tinggi (SUTET). menara baja itu sendiri
diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi:
a. menara dukung.
b. menara sudut.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.
2. Transmisi
bawah tanah
Transmisi
bawah tanah yaitu transmisi yang menggunakan kabel dibawah tanah ataupun
dibawah laut untuk mengalirkan listrik dari pembangkit ke daerah-daerah yang
menggunakan sumber listrik tersebut.
BAB III
LAPORAN KUNJUNGAN
3.1
Profil Singkat PLTU Celukan
Bawang
Pada awlanya sebelum berdiri Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) di Bali sendiri telah terdapat beberapa pembangkit listrik
yang menyuplai kebutuhan listrik di Bali. Diantaranya yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) Pesanggaran, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Gilimanuk, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pemaron. Namun walaupun
sudah terdapat beberapa pembagkit listrik yang menyuplai listrik di Bali,
tetapi pada kenyataannya tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik di Bali. Berawal
dari itu maka PT Energy General Bali dengan menggait dua Investor asing
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang
berada di Desa Pungkukan, kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng Bali dengan
jarak linier 40 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Buleleng dan 120 km dari
pusat pemerintahan (Kota Denpasar) Provinsi Bali. PLTU Celukan Bawang merupakan
perusahaan pembangkit listrik swasta yang bernaung dibawah PT General Energy
Bali yang pengerjaannya hampir 2 tahun menelan biaya hampir mencapai Rp 8
triliun atau sekitar USD 700 juta yang diinvestasikan oleh China Huadian
Engineering Co.Ltd (CHEC) sebagai pemegang saham mayoritas, Merryline
Internasional Plt.Ltd (MIP) dan PT General Energy Bali. PLTU Celukan Bawang memiliki persediaan energi
listrik sebesar 1300 MW. Maka, dengan beroperasinya PLTU Celukan Bawang, akan
menyumbang 40 persen pasokan listrik dari jumlah energi listrik yang dibutuhkan
Bali saat ini.
Selain itu PLTU Celukan Bawang sudah memasok
kebutuhan energi listrik ke jaringan Jawa-Bali sebesar 3 x 142 MW. Pasokan
tersebut dihasilkan dari pembangkit Unit I, yang sudah mulai beroperasi
pertengahan bulan Mei 2015. Sedangkan Unit II dibanun dengan kapasitas 3 x 142MW dan kontrak
PPA (2 x 125 MW) dan Unit III yaitu sebesar 1 x 300 MW, sehingga, PLTU Celukan
Bawang pada bulan Juli 2015 sudah resmi beroperasi penuh dengan kapasitas 426
MW.
3.2
Proses Produksi Listrik PLTU
Celukan Bawang
PLTU Celukan Bawang merupakan pembangkit listrik
tenaga uap yang dihasilkan dari bahan baku air laut. Air laut di sedot dari
laut melalui pipa bawah tanah dan dialirkan melalui bak penampung. Kemudianair
tersebut akan dipanaskan menggunakan batu bara yang telah di datangkan
sebelumnya menggunakan kapal laut dan disimpan dalam storage coal/tempat
penyimpanan batu bara. Menurut Bapak Heni batu bara yang baru datang tidak
dapat langsung digunakan untuk menyalakan boiler melainkan harus diolah
terlebih dahulu. Batu bara yang baru datang harus di panaskan, di gerus, dan
dihancurkan baru kemudian dapat digunakan untuk menyalakan boiler. Selain itu
pada PLTU Celukan Bawang ini juga menggunakan minyak solar yang digunakan untuk
batubara tersebut agar nyala batu bara cepat. Menurut beliau mengapa bahan
bakarnya batu bara tidak bahan bakar yang lain yaitu karena menggunakan batu
bara lebih ekonomis dan lebih mudah didapat dibandingkan dengan bahan
bakarlainnya seperti minyak. Selain itu batu bara juga memilki temperatur yang
panas bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
Air yang telah disedot dari laut kemudian akan
dipanaskan di boiler dengan suhu tinggi menggunakan batu bara. Dari pemanasan
air ini akan dihasilkan uap/steam bertekanan tinggi, kemudian uap bertekanan
tinggi tersebut dialirkan melalui pipa menuju turbin. Selain itu pada
pembakaran dengan menggunakan batu bara juga dihasilkan gas sisa berupa asap
yang akan mengalami penyaringan pada cerobong dan kemudian dibuang ke udara
melalui cerobong asap. Sedangkan uap bertekanan tinggi ini akan memutar turbin
sehingga turbin berputar. Putaran turbin ini akan dihubungkan ke generator
sehingga menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan
disimpan pada transfomator yang kumudian akan ditranmisikan ke berbagai daerah.
Sedangkan sisa dari uap yang memutar turbin akan dialirkan melaui kondesor
sehingga mengalami kondensasi atau pendinginan yang akan menghasilakan air
panas dan kemudian air panas tersebut ditampung pada suatu kolam sehingga air
tersebut menjadi dingin.setelah air tersebut dingin maka akan dialirkan kembali
ke dalam boiler sehingga dpanaskan lagi membentuk uap. Begitu terus sehingga
akan membentuk sebuah siklus.
Sebagian air laut juga diubah menjadi air tawar yang
akan diunakan untuk proses pemeliharaan alat, dan sisanya akan di alirkan
kembali menuju laut setelah mengalami pengecekan terlebih dahulu. Letak antara
pipa pembuangan dan pipa penyedotan air laut sengaja diletakkan berjauhan
dengan tujuan agar air yang dibuang ke laut mengalami perombakan dengan air
lautan, dan agar tidak air yang baru dibuang ke laut langsung masuk lagi
sebagai bahan baku uap.
3.3
Tenaga Kerja, Standar
Keselamatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan PLTU Celukan Bawang
PLTU Celukan Bawang merupakan perusahaan besar yang
bergerak pada bidang energi listrik tentu memiliki jumlah tenaga kerja yang
banyak. Tenaga kerja yang dipekerjakan di PLTU Celukan Bawang yaitu tenaga
kerja dari Cina dan dari Indonesia. Menurut Bapak Heni tenaga kerja yang
berasal dari Cina dipekerjakan pada perusahaan ini karena sebagian besar alat
atau mesin yang digunakan pada PLTU ini di datangkan dari Cina sehingga
memerlukan tenaga khusus yang menguasai alat-alat tersebut. Memang diakui
menurut beliau dengan mempekerjakan warga asing memerlukan biaya yang lebih
besar selain itu serta akan mengurangi lapangan pekerjaan untuk warga lokal.
Namun walaupun demikian pihak PLTU Celukan Bawang secara bertahap telah mulai
dilakukan perombakan tenaga kerja yang berasal dari Cina yaitu dengan tenaga
kerja yang berasal dari Indonesia, bahkan saat ini PLTU Celukan Bawang telah
mempekerjakan warga desa setempat. Menurut beliau memerlukan waktu yang sedikit
lama untuk mengurangi tenaga kerja Cina dengan tenaga kerja Indonesia karena
harus melalui seleksi ketat dan pelatihan-pelatihan penggunaan alat, yang
sebagai besar alat berasal dari Cina, sehingga tenaga kerja Indonesia harus
dilatih terlebih dahulu dan dibiasakan bekerja dengan mesin-mesin buatan Cina.
Bahkan untuk cleaning service pun tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,
melainkan orang yang harus sudah mengetahui tentang peralatan-peralatan yang
digunakan pada PLTU tersebut. Namun walaupun
demikian usaha untuk mempekerjakan orang lokal terus digencarkan oleh pihak
perusahaan, dan dari awal PLTU beroperasi sampai sekarang telah ada peningkatan
pekerja lokal yaitu saat ini jumlah pekerja yang berasal dari Indonesia sekitar
200 oran sedangkan jumlah pekerja dari Cina sekitar 150 orang.
Sebagai salah satu perusahaan besar
di Bali, PLTU Celukan Bawang tentu sangat memperhatikan keselamatan kerja
tenaga kerjanya. Menurut Bapak Heni standar keselamatan kerja di PLTU Celukan
Bawang sudah sesuai dengan standar keselamatan kerja nasional. Adapun sistem
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di PLTU Celukan Bawang antara lain:
1. Sistem
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sepenuhnya tanggung jawab Department
HSE.
2. Melakukan
pengawasan 24 jam terhadap semua pekerja.
3. Memberikan
bimbingan akan kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Memahami
jenis-jenis bahaya yang ada di lokasi proyek
5. Meminta
pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja dari instansi pemerintah terkait.
6. Membuat
standar operasional dalam penggunaan peralatan proyek.
7. Membuat
rencana tanggap darurat.
8. Memasang
“sign Board” di tempat yang dianggap bahaya terhadap keselamatan kerja seperti
contoh gunakan helm pengaman, gunakan sepatu pengaman, awas listrik bertegangan
tinggi, dan lain-lain.
Selain itu salah satu komponen
keselamatan yang sangat penting yaitu sistem pemadam kebakaran. PLTU Celukan
Bawang sendiri memiliki petugas damkar yang berjumlah dua unit mobil damkar
yang selalu disiagakan. Selain itu PLTU Celukan Bawang juga dilengkapi dengan
sistem pemadam kebakaran otomatis melalui smoke
dectector yang secara otomatis bekerja apabila mendekteksi asap atau api.
Dan ketika terdeteksi ada temperatur tingi maka akan langsung menyemprotkan
air.
PLTU Celukan Bawang sebagai sebuah
perusahaan listrik yang menggunakan air laut serta batubara juga harus
memperhatikan lingkungan sekitar. Secara umum jika dilihat dari letak PLTU
Celukan bawang sudah strategis dan jauh dari permukiman penduduk dan
dikelilingi dengan tembok beton dan selalu dijaga oleh pihak keamanan. Menurut
Bapak Heni selaku narasumber, beliau menyadari bahwa PLTU Celukan Bawang
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi yang menggunakan batubara
pasti akan menghasilkan limbah, namun dari PLTU Celukan bawang sendiri telah
menyiasati hal tersebut dengan berbagai
upaya agar limbah yang dihasilkan baik dari batu bara dan air laut tidak
berbahaya. Misalnya air laut sisa hasil produksi sebelum kembali dialirkan ke
laut harus mengalami pengetesan dan pengecekan terlebih dahulu. Apabila semua
hasil pengecekan sesuai dengan standar maka baru air sisa tersebut dapat di
alirkan ke laut agar kelangsungan hidup makhluk hidup di laut tetap terjaga dan
laut pun tidak tercemar. Selain itu menurut beliau asap yang dihasilkan pun
sebelum dilepas ke udara harus mengalami perlakuan khusus dengan alat-alat yang
telah dipasang pada cerobong asap sehingga gas/asap yang hasilkan tidak begitu
berbahaya bagi lingkungan sekitar. Menurut Bapak Heni sebelum gas tersebut
dilepas ada beberapa perlakuan seperti penghilangan debu melalui penyemprotan
asap dengan air, tujuannya agar asap yang dilepas ke udara tidak mengandung
debu maupun bahan-bahan yang mengganggu aktivitas makhluk hidup.
3.4
Pendistribusian dan
kontribusi Listrik PLTU Celukan Bawang dalam memasok listrik
Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang merupakan sebuah perusahaan swasta
bukan perusahaan milik negara sehingga listrik yang dihasilkan
akan dijual kepada PLN. Menurut Bapak Heni listrik yang dihasilkan dari PLTU
Celukan Bawang tidak semuanya dijual ke pada pihak PLN melainkan juga digunakan
untuk pembangkit itu sendiri yaitu sekitar
10% dari total energi listrik yang dihasilkan oleh PLTU Celukan Bawang. Sedangkan
sisanya akan didistribusikan ke daerah di seluruh Bali tidak hanya untuk di
daerah Singaraja melainkan jumlah energi yang di distribusikan terbesar yaitu
untuk daerah Bali selatan seperti Denpasar dan daerah lainnya. Pendistribusian
listrik dari Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang untuk daerah-daerah
yang ada di Bali yaitu menggunakan transmisi udara yaitu melalui kabel-kabel
yang di pasang dari PLTU Celukan Bawang keluar menuju tempat-tempt yang dituju.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang
memiliki peran yang cukup besar dalam memasok kebutuhan energi listrik
khususnya untuk daerah Bali. Sejak beroperasi commercial pada bulan oktober
2015, PLTU Celukan Bawang Telah mensuplai kelistrikan pada 150kV subsistem Bali
sebesar hampir 50% dengan beban puncak tertinggi sebesar 730MW pada bulan
januari 2016.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik simpulan yaitu sebagai
berikut:
1. listrik merupakan komponen yang penting dan tidak bisa di
pisahkan darikehidupan manusa.
2. Ada bermacam-macam pembangkit listrik seperti PLTA, PLTD,
PLTU, PLTN, PLTS dan lain-lain.
3. PLTU Celukan Bawang merupakan sebuah perusahaan swasta yang
menyuplai listrik sebanyak 4% untuk daerah bali.
4. Proses produksi listrik dimulai dari air lait yang dipanaskan
menggunakan batu bara sehingga menghsilkan uap yang bertekanan tinggi untuk
menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan generator.
4.2 Saran
Listrik merupakan omponen yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, tanpa listrik manusia tidak akan dapat beraktifitas secara maksimal.
Maka dri itu kita harus menggunakan istrik secara efisien dan tepat guna.
DAFTAR
PUSTAKA
Afandi,
A.N. 2010. Operasi Sistem Tenaga Listrik
Berbasis EDSA. Yogyakarta: Gava Media.
Arismunandar,
Artono. 2005. Teknik Tenaga Listrik.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Daryanto.
2002. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta
: PT Bumi Aksara.
Hutauruk,
T.S. 2003. Transmisi Daya Listrik.
Jakarta: Erlangga.
Marsudi,
Djiteng.2011. Pembangkitan Energi
Listrik, edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
artikel yang baik, bisa bermnfaat tambah ilmu. trimkasih
BalasHapusslam kenal
https://www.jualboiler.com/blog/
BWT - Anti korosi berfungsi untuk menghambat terbentuknya kerak pada boiler sekaligus memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap serangan korosi pada permukaan logam jenis besi dan tembaga maupun logam campuran pada boiler sistem / Hot water jenis resirkulasi . Chemical ini digunakan khusus untuk perawatan boiler.
BalasHapusSpesifikasi :
- Bentuk : Cair
- Kemasan : 30 Liter/pail
Untuk info lebih lengkap silahkan menghubungi nomer kami.(081310849918)
terimakasih.